“Ahhh...selesai juga kerjaan hari ini.”
Ku tutup berkas-berkas di mejaku dan ku masukkan ke dalam laci di bawah meja. Begitu juga dengan seluruh aplikasi kantor yang terbuka di komputerku. Sesaat ku ambil handphoneku, ku hempaskan punggungku ke sandaran kursi dan mulai kubuka aplikasi media sosial yang tak pernah lupa untuk ku pantau setiap hari, facebook.
“Ahhh..dia lagi” batinku sambil terus mengamati foto-foto foto dan statusnya yang muncul di beranda facebook-ku.
Ya, dia Rasi teman SMAku. Sudah sangat lama aku tak berjumpa dengannya. Tepatnya sejak kami lulus SMA. Tetapi grup reuni SMA di facebook membuatku berteman dengannya di facebook dan akhirnya akupun bisa melihat dan mengetahui keadaannya saat ini, atau lebih tepatnya tahu tentang segala sesuatu yang dimilikinya sekarang.
Sebuah foto mobil baru berwarna kuning lengkap dengan status kebahagiaannya dan foto selfie keceriaannya. “Alhamdulillah....mobil baruku sudah datang, sesuai warna kesukaanku. Hasil kerja keras aku dan suamiku. Makasih ya sayang....semoga bisnis kita semakin lancar, dan rejeki kita semakin berlimpah”, begitulah bunyi statusnya dan tak lupa dia men-tag nama facebook suaminya “Remon”.
Padahal baru kemarin dia memposting tas barunya yang dibeli di luar negeri, yang harganya mungkin mencapai gajiku setahun. Ahh..apalah aku yang hanya seorang admin di kantor swasta, yang gaji bulanan hanya cukup untuk bayar kosan, kirim ke orang tuaku di kampung dan makan sehari-hari alakadarnya. Bedak dan lipstikkupun murahan, tapi bersyukurnya wajahku memang manis.
Remon, suami Rasi. Entah apa yang kemudian membuatku mengklik namanya dan melihat profil facebooknya. Hatiku berdegup kagum. Sungguh pria ini sangat memikat. Kaya dan tampan. Ahh..sebenarnya aku sudah sering melihat foto-fotonya bersama Rasi di beranda facebook-ku. Tentu saja dengan berbagai caption yang menunjukkan betapa bahagianya Rasi bersuamikan Remon. Kekayaannya, keromantisannya, kebaikannya tentu saja tak ada satu hal pun yang terlewatkan untuk diposting oleh Rasi.
Ohh...Rasi...mengapa engkau begitu riya? Mengapa kau pamerkan hartamu, kebahagiaanmu, dan terlebih suamimu? Salahkah aku bila kini ada perasaan lain di hatiku? Aku menginginkan menjadi dirimu!
Apakah itu mungkin? Rasi wanita yang cerdas, sejak SMA juara kelas. Tapi yang ku tahu dia sangat pelit, dia tak pernah mau memberikan contekan bila ada PR apalagi saat ujian. Rasi selalu bilang “berjuanglah bila kau menginginkan sesuatu”.
Lalu...inilah awal perjuanganku.... Ku klik tombol pesan di profil Remon, dan ku tuliskan “Hai”.
Setahun berlalu.... Saya Nera, istri sah Mas Remon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar