Burung Garuda adalah lambang negara kita. Pada kedua kakinya terlihat mencengkram sebuah pita bertuliskan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya "Berbeda-beda tetapi Tetap Satu". Kalimat tersebut tentu saja mencerminkan keanekaragaman bangsa kita, baik itu keanekaragaman suku, budaya, adat, bahasa, ras, dan agama. Namun dalam keanekaragaman itu kita tetaplah satu negara yang mengakui "Ketuhanan Yang Maha Esa" seperti tertuang dalam sila pertama Pancasila.
Tuhan menciptakan keanekaragaman itu tanpa tujuan untuk menjadikan salah satu menjadi lebih baik dari yang lainnya. Tetapi ia menciptakan keanekaragaman untuk menjadi satu dalam "perdamaian" melalui satu kata yang selalu kita sebut "cinta". Tuhan menciptakan setiap manusia dengan hati pada dirinya untuk mampu merasakan cinta pada sesamanya. Namun bila manusia membatasi cinta karena alasan perbedaan, maka perdamaian takkan pernah tercipta. Jika cinta tak ada, maka kebencianlah yang akan terlahir, ketidakharmonisanpun tercipta.
Bila setiap insan sadar bahwa dalam setiap perbedaan ada sang pemimpin yang satu yang mengasihi semua ciptannya, maka takkan ada rasa menjadi lebih baik dari yang lainnya. Karena sesungguhnya Tuhan mencintaiku juga mencintaimu walau kita menyebutnya dengan kata yang berbeda, walau kita memujanya dengan cara yang tak sama.
Tuhan menciptakan keanekaragaman itu tanpa tujuan untuk menjadikan salah satu menjadi lebih baik dari yang lainnya. Tetapi ia menciptakan keanekaragaman untuk menjadi satu dalam "perdamaian" melalui satu kata yang selalu kita sebut "cinta". Tuhan menciptakan setiap manusia dengan hati pada dirinya untuk mampu merasakan cinta pada sesamanya. Namun bila manusia membatasi cinta karena alasan perbedaan, maka perdamaian takkan pernah tercipta. Jika cinta tak ada, maka kebencianlah yang akan terlahir, ketidakharmonisanpun tercipta.
Bila setiap insan sadar bahwa dalam setiap perbedaan ada sang pemimpin yang satu yang mengasihi semua ciptannya, maka takkan ada rasa menjadi lebih baik dari yang lainnya. Karena sesungguhnya Tuhan mencintaiku juga mencintaimu walau kita menyebutnya dengan kata yang berbeda, walau kita memujanya dengan cara yang tak sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar