Kamis, 11 Agustus 2011
Hanya Debulah Aku
Membuatku tersungkur, buruk
Teronggok tak terperhatikan
Terburai seperti kotoran
Hanya debulah aku
Karena laku-ku yang kotor
Karena fikir-ku yang picik
Karena aku tiada berguna
Aku hanya membuat perih
Hingga air mata keluar karena aku
Perbuatanku menyisakan kecewa
Hingga semua tak berarti
Hanya debulah aku
Karena jiwaku sudah mati
Ragaku pun menjadi abu
Tertiup angin menjadi debu jalanan
Kamis, 04 Agustus 2011
Belahan Jiwa yang Ku Cari
Jika kamu bertanya padaku
Seperti apakah belahan jiwa yang ku cari
Pendamping hidup yang ku inginkan
Sesempurna apakah dirinya
Aku takkan memilih pria yang tampan
Karena pria yang tampan selalu mencari
Wanita tercantik untuknya
Dan aku tak cukup cantik
Aku takkan memilih pria kaya raya
Karena pria yang berharta akan menegakkan kepalanya
Bersikap angkuh karena dapat membeli cinta
Dan cintaku tak untuk dijual
Aku mencari seseorang
Yang memayungi kepalaku saat hujan dan panas
Yang meyelimuti tubuhku saat kedinginan
Yang memberiku makan dan minum saat lapar dan haus
Yang memberiku obat saat sakit
Yang memberiku penghiburan saat bersedih
Yang turut menangis bersamaku saat berduka
Yang takkan pernah meninggalkanku
Hanya karena suatu kekurangan
Dan yang akan tinggal bersamaku
Sejak matahari terbit hingga terbenam
Selamanya…
Jumat, 08 April 2011
Saat Sayap Peri Kecil Patah
"Coba lihat dia tersenyum pada kita, dia pikir senyumnya itu manis?".
"Dan lihatlah sayapnya, warnanya biasa-biasa saja, tapi dia merasa cantik."
Awalnya sang peri kecil tak bersedih dengan perlakuan yang diterimanya, sebab ia yakin pada suatu hari nanti, kawan-kawan barunya itu akan menyayangi dirinya. Hari demi hari pun berganti, tetapi sikap dan yang perlakuan yang diterima peri kecil tiada juga berubah, bahkan segala hinaan dan ketidakramahan pun diterimanya hingga pada suatu hari makhluk-makhluk hutan itu sepakat untuk lebih menyakiti si peri kecil. Mereka memasang sebuah jebakan untuk peri kecil, kemudian dengan sebuah siasat, mereka memanggil peri kecil untuk datang ke tempat itu. Ketika peri kecil datang, tanpa disadarinya bahwa ia memasuki wilayah jebakan itu, sang peri pun terjatuh dan sayapnya patah. Peri kecil merasa sangat kesakitan dan ia berteriak meminta pertolongan, tetapi tak satupun yang datang menolongnya. Peri kecil merasa sangat sedih. Ia pun berdoa pada Sang Pencipta agar segera menyembuhkan sayapnya yang patah. Ia berdoa tiada henti dengan air mata berlinangan di pipinya bahkan membasahi sekujur tubuhnya. Dalam doanya itu, tiba-tiba muncullah Ibu Peri dan menyembuhkan sayap si peri kecil. Peri Kecil pun merasa sangat bahagia, ia pun mengucapkan terima kasih pada ibu peri.
"Terima kasih ibu peri, telah menyembuhkan sayapku yang patah."
"Kau pantas menerimanya peri kecil, kau adalah peri kecil berhati baik, tak pantas menerima semua pesakitan ini. Dan sekarang katakanlah padaku apa yang kau kehendaki padaku agar ku lakukan pada makhluk-makhluk hutan ini yang telah menyakitimu."
"Tidak ibu peri, aku tak ingin membalas perbuatan mereka. Aku sedah merasa bersyukur dengan kesembuhan sayapku ini."
"Hatimu sungguh baik wahai peri kecil, dan sekarang terbanglah, tinggalkan tempat ini, kau akan menemukan sebuah tempat yang lebih baik dimana semua penghuninya akan menyayangimu."
Peri kecil pun terbang meninggalkan tempat itu, menuju sebuah hutan kecil yang lebih indah dan damai. Dan ia pun menemukan sahabat-sahabat baru yang menyayanginya d tempat itu.
Dan apakah yang terjadi dengan hutan yang ditinggalkannya? Ternyata dengan tongkat saktinya, Ibu Peri telah mengutuk hutan itu menjadi sebuah hutan yang kering. Tak ada lagi rumput-rumput hijau dan bunga-bunga indah. Penghuninya pun hidup sangat menderita akibat kekeringan itu.
Rabu, 16 Maret 2011
Aku dan Inginku Akan Mu
Adalah bukan aku
Aku yang selalu marah
Sesungguhnya karena ku butuh perhatianmu
Bila ku berkata salah... Itu berarti benar
Bila ku bilang tidak... Itu adalah iya
Bila ku berlari ke jalanan, ku ingin kau mengejarku...
Bila ku menyuruhmu pergi, ku mau kau terus mencariku...
Ku tak ingin hanya menatapmu dari pantulan cermin atau gelas
Ku tak ingin hanya melihatmu melalui bayangan air di tepi danau
Ku ingin kau seperti kaca pelita yang selalu berada di sekitarku
Menjagaku dari hembusan angin yang akan memadamkan cahaya lilinku
Aku begitu... karena ku terlalu mencintaimu
Jangan pernah tinggalkan aku lagi...
Jumat, 11 Maret 2011
Menangis dalam Kejauhan
Nafasku tersengal
Begitu sedihnya
Begitu mengiba
Ku menangis dalam kejauhan
Begitu jauh karena tak seorangpun melihat
Tak ada satu pun yang tahu
Bahwa aku sedang menangis
Isakku semakin menjadi
Semakin keras dan teriak
Tapi ku begitu jauh
Sendiri... sepi... tak tergapai...